Sebagaimana yang saya uraikan di atas bahwa aliran positivisme lah yang berpengaruh dalam perkembangan sosiologi di Indonesia, maka landasan metafisis yang digunakan sosiologi di Indonesia saat ini adalah memandang realitas (manusia) dalam batasan kajian yang mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Sosiologi juga tidak membicarakan tentang Tuhan. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra-pengalaman dan pasca-pengalaman diserahkan kepada ilmu pengetahuan lain. Sedangkan alam merupakan tempat atau wadah dalam berlangsungnya interaksi sosial manusia tersebut.
Dari uraian saya tersebut, maka menurut saya landasan metafisik dalam perkembangan sosiologi di indonesia saat ini mengadopsi ajaran dan standart-standart dari aliran positivisme
'Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi)
• Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain. (Soekanto, 1982:17)
• Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. (Soekanto, 1982: 18)