Sabtu, 16 Oktober 2010

Kekayaan filosofis pada Teknologi

Jika kita memandang filsafat pada tempat yang sesuai dalam proses teknologi, kita akan menemukan sesuatu yaitu bahwa ada filsafat di dalam atau dibalik setiap bagian dari pengetahuan manusia dan di dalam atau dibalik setiap langkah dari tindakan rasional.
Begitu pula pada pembuatan Viking I, ada filosofi dalam kebijakan pembuatan yang akhirnya menjadi keputusan untuk membuat dan mengirim Viking I ke Mars. Filosofi ini terutama terkait hipotesis filosofis yaitu hipotesis dalam ontologi kehidupan. Selain itu juga berdasarkan asumsi-asumsi lain terkait epistemologi yang terdiri dari berbagai variasi dan bagian-bagian dari pengetahuan.
Disatu sisi ada yang setuju bahwa kebijakan pembuatan dan desain teknologi memiliki komponen filosofis. Akan tetapi di sisi lain, ada yang meragukannya.
1. mendefinisikan teknologi
teknologi memiliki definisi yang beragam. Untuk menyatukan keberagaman tersebut, kita harus mengadopsi definisi yang diterima dan dapat menyatukan semua definisi tersebut. Definisi ini diterima jika teknologi dikarakteristikan berdasarkan sarana dan tujuannya.
Definisi: badan pengetahuan adalah teknologi jika dan hanya jika
(i) teknologi kompatibel dengan ilmu dan terkontrol oleh metode ilmiah.
(ii) Teknologi dapat dipekerjakan untuk mengkontrol, mengubah atau menciptakan sesuatu atau proses-proses natural atau sosial, untuk beberapa hal praktis yang dianggap bernilai.
2. spektrum teknologi
definisi teknologi tersebut menciptakan ruang untuk semua disiplin praktis selama mereka bekerja berdasarkan metode ilmiah. Dalam hal ini, teknologi dapat dibagi menjadi 4 kategori yaitu: material, sosial, konseptual, dan general.
General teknologi dapat digunakan hampir disetiap jenis sitem yang diperhatikan. General teknologi ini memiliki kontribusi terbesar pada teknologi sebagai ontologi atau metafisika.
3. pendahulu dan tetangga terdekat
setiap cabang teknologi menyangka tidak hanya pengetahuan biasa dan beberapa keahlian tetapi kadang-kadang juga pengetahuan ilmiah dan beberapa juga selalu matematis. Teknologi kemudian mengakarmenjadi beragam pengtahuan lain.
4. Konseptual kernel pada Teknologi
Teknologi bukanlah sesuatu yang asing dengan teori, juga tidak sekedar aplikasi dari pengetahuan ilmiah yang ada. Teknologi memiliki komponen kreatif yang khususnya nampak dalam desain kebijakan-kebijakan teknologi dan penyelidikan-penyelidikan teknologis.
Secara metodologis, penyelidikan teknologi tidak berbeda dengan penyelidikan ilmiah. Penyelidikan secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut: menentukan masalah, memformulasi masalah pada sikap yang tepat yang mungkin, mencoba menyelesaikan masalah dengan bantuan (teori/ empiris) pengetahuan yang ada, mengujinya, menemukan hipotesis/ teori / metode yang dapat menyelesaikan masalah, mendapatkan solusi dari masalah dengan bantuan dari pengetahuan baru, mengecek solusi, membuat pembenaran-pembenaran yang diperlkan dalam premis.
Disamping secara metodologi, diantara penyelidikan ilmiah dan penyelidikan teknologis berbeda dalam orientasi tujuan. Tujuan penyelidikan ilmiah adalah kebenaran untuk kepentingannya sendiri. Sedangkan penyelidikan teknologis bertujuan untuk kebenaran kegunaan (kebenaran untuk tujuan praktis).
5. Background epistemologi dari teknologi
Teknologi berbagi dengan ilmu terkait kekayaan dugaan epistemologis, diantaranya:
a. realitas dapat diketahuai jika hanya dalam bagian.
b. Setiap bagian pengetahuan tentang dunia eksistensi dapat dikembangkan dengan bantuan penyelidikan ilmiah.
c. Ada beragam sumber pengetahuan: persepsi, intuisi, tindakan, dan mungkin alasan yang lainnya.
d. Teori-teori ilmiah merepresentasikan (global atau detail, banyak atau sedikit kebenaran, dan selalu simbolik) objek riil secara terduga.
e. Derajat dari kebenaran teori ilmiah dapat ditemukan hanya dengan bantuan observasi, eksperiment, dan teori-teori lanjutan.
Bagi ilmuan murni, sebuah objek study adalah ding an sich yang ada dengan sendirinya. Sedangkan teknologiwan hanya tertarik pada ding fur uns yang dalam kekuatan kita untuk menciptakan, mengontrol atau menghancurkan. Bagi ilmuan, pengetahuan adalah tujuan pokok yang tidak membutuhkan pembenaran. Sedangkan bagi pakar teknologi ini adalah tjuan menengah. Ilmuan melihat pengetahuan untuk kepentingan mengetahui. Pakar teknologi memandang pengetahuan untuk kepentingan tindakan.
6. para pakar teknologi dan kebenaran serta masalah-masalah lain.
Pakar teknologi akan mengadopsi campuran antara realisme kritis dan pragmatis, mengubah isinya sesuai apa yang dibutuhkannya. Dia juga akan terlihat menerima epistemologi yang satu dan disaat bersamaan ia juga menerima landasan epistemologi yang lainnya. Ia menghendaki efisiensi maksimalnya sendiri untuk memperhatikan loyalitas filosofis. Teknologiwa menggunakan patokan epistemologi sesuai waktu yang tepat bagi mereka, tidak seperti seseorang dengan prinsip yang teguh.
Beberapa contoh problem episemologis yang dimunculkan oleh teknologi
a. apakah benar bahwa ada teori teknologi khusus?
b. Jika jawaban untuk pertanyaan yang dibentuk bermuatan negatif, apakah keganjilan dari teori teknologis dalam kekontrasannya dengan teori ilmiah?
c. Dalam hal apa aturan teknologi berbeda dengan hukum ilmiah?
7. latar belakang ontologi pada teknologi
a. ada dunia eksternal untuk mengetahui dan memerankan subjek
b. dunia tersusun dari benda-benda (material objek)
c. setiap properti yang dimiliki oleh beberapa hal: tidak ada properti atau bentuk yang dalam dirimereka sendiri.
d. Setiap sistem menerima interaksi universal dengan sistem yamng lain. Dalam beberapa hal terikat dan mengisolasi dari sistem lain dalam ikatan yang lain.
e. Setiap hal adalah subjek untuk berubah.
8. beberapa masalah dalam ontologi teknologi
a. apakah artifak memiliki keganjilan yang tidak dibagikan oleh objek alami, disamping yang dimiliki dan diproduksi oleh manusia atau oleh artifak lain yang dikontrol manusia?
b. Apakah artiifak dan mesin buatan manusia yang dihubungkan memiliki hukum pada perbedaan mereka dari studi tersebut oleh ilmu dasar?
9. teknoaxiologi
tecnologi bahkan dapat menjadi inspirasi bagi filsuf untuk membangun axiologies realistis, di mana penilaian terjadi sebagai aktivitas manusia dilakukan dalam konteks sosio-historis konkret, sebagian rasional dan dilakukan dalam pengetahuan yang pasti dan desiderata pasti. sebagai masalah teknologi sebenarnya telah berdampak pada nilai teori: teori utilitas (teori nilai subjecttive)
10. dilema moral para pakar teknologi
seluruh proses teknologi bisa jadi secara moral objektiviable karena ia bertujuan secara khusus pada tujuan praktis jahat. Ini tidak sekedar kejahatan yang tidak diharapkan yang digunakan dalam pengetahuan neutral sebagaiman pengetahuan pada kebaikan yang setara. Teknologi berlaku jahat pada dirinya sendiri. Sedikit yang berharga mungkin memberikan yang keluar ketimbang output negatif. Kita juga dapat mengetahui bahwa akibat dari teknologi bisa dalam waktu yang sama berupa hal yang baik dan yang jahat. Hal ini terkait subjek teknologi untuk diadakan moral dan sosial kontrol. Jadi antara teknologi dan moral fiulosofis sangat urgen untuk dioperhatikan untuk menyelesaikan masalah teknologi.
11. teknoetik
technoethic berarti mempelajari kode moral yang melekat dalam berbagai cabang teknologi: mereka yang sudah diadopsi dan yang harus diadopsi
12. teknopraxeologi
praxiology merupakan penelitian tindakan manusia secara umum, baik rasional atau tidak rasional, baik atau jahat. Salah satu cabangpraxeology, yaitu tecnopraxeoloy, studi pemandu tindakan teknologi (atau salah arah). mendekati penelitian filosofis proyek teknologi serta pelaksanaannya.
13. kesimpulan: letak teknologi dalam budaya kontemporer
Kenyataannya, teknologi dan filsafat hanya merupakan komponen dari budaya yang berinteraksi dengan komponen yang lainnya. Teknologi tidak sekedar berinteraksi dengan setiap sektor lain pada budaya kontemporer tetapi juga melengkapi beberapa dari mereka. Sebagaimana ilmu, teknologi mengkonsumsi, menghasilkan dan mengedarkan hal-hal filosofis. Disisi lain, ontolgi, axiologi etik dan praxiologi lebih kaya daripada ilmu.
Karena kekayaan konseptual dari proses-proses teknologi dan hubungan yang beragam antara teknologi dengan komponen-komponen lain pada kebudayaan kontemporer. Yang membentuk menjadi pusat bagi yang datang kemudian. Kita tidak dapat mengabaikan integrasi organik teknologi dengan sisa budaya modern dan memperhatikan pakar teknologi sebagai orang barbar yang hanya ahli dalam memenuhu kebutuhan pada beberapa takaran kebudayaan. Kita tidak dapat mengabaikan teknologi alami dan mengizinkan adanya penghinaan atasnya jika kita ingin memperoleh keuntungan dari teknologi yang terkontrol dalam rangka mencegah penyalahgunaannya. Maka kita hrus membangun semua disiplin yang tekait dengan teknologi yang terkadang disalahartikan dengan filsafat ilmu. Sejarah, sosiologi, politologi, psikologi dari teknologi menjelaskan kepada kita banyak hal tentang teknologi dan para pakar teknologi. Tetapi hanya filsafat teknologi yang menjelaskan metodologi, epistemologi, ontologi, axiologi dan etika teknologi seperti yang dapat dilihat.

Google search

Custom Search