Sabtu, 02 Agustus 2025

Peran Moderasi Beragama untuk Memperkokoh Persatuan dan Mewujudkan Cita-cita Bangsa Menuju Indonesia Maju

 

Oleh: Muzdakir Muhlisin, M.Phil.

Dosen Filsafat Pendidikan Islam UIN Salatiga 

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural yang memiliki keberagaman etnis, agama, budaya, bahasa dan status sosial. Kondisi beragam ini dapat menjadi Integrating Force yang mengikat kemasyarakatan. Meskipun demikian, adanya interaksi antar individu yang masing-masing membawa perilaku, cara hidup dan nilai-nilai yang berlainan dapat menjadi pemicu terjadinya benturan dan konflik.  Konflik yang belum terselasaikan, ditangani secara keliru atau bahkan diabakan akan berpotensi mengarah pada tindakan kekerasan dan menjadi bencana kemanusiaan.

Cornelis Lay (2009) dalam kajiannya mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu kawasan di dunia yang sangat “produktif”  terkait tindakan kekerasan atas nama agama atau yang menemukan agama sebagai alasan pembenarannya. Banyaknya variasi kekerasan atas nama agama menempatkan indonesia sebagai “Perpustakaan” yang menyimpan berbagai arsip berbasis pengalaman dan kasus nyata. Variasi kekerasan yang menjadikan agama sebagai pembenar dapat diklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, Kekerasan yang berlangsung dalam ranah agama yang sama. Kedua, Kekerasan yang melibatkan agama yang berbeda. Ketiga, kekerasan satu kelompok agama terhadap kelompok agama lain yang melakukan aktivitas yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama.

Konflik dan Kasus kekerasan dengan berbagai variasinya merupakan tantangan keberagaman di Indonesia yang perlu menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat.  Oleh karena itu, Kementerian Agama Republik Indonesia gencar mengkampanyekan moderasi beragama sebagai langkah yang tegas dari pemerintah untuk membangun kesadaran bersama untuk membangun masyarkat yang inklusif dan harmonis. Dalam konteks keberagaman, moderasi beragama ini memiliki peran penting untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, Gagasan Moderasi beragama harus diterapkan oleh semua umat beragama, bukan hanya penganut agama tertentu saja.  Terlebih, gagasan moderasi beragama ini juga diakui oleh semua agama resmi yang ada di Indonesia.  Dengan demikian, Semua umat beragama dapat bersama-sama mengelola kehidupan beragama di Indonesia dengan mempromosikan pandangan agama yang moderat.

Moderasi beragama bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh eleman masyarakat. Dalam Konteks Kemasyarakatan, moderasi beragama dapat diwujudkan dengan pendekatan edukatif. Sebagai contoh, moderasi beragama dapat diwujudukan dalam dunia pendidikan melalui penerapan kurikulum yang inklusif. Pemahaman yang mendalam terkait moderasi beragama perlu ditanamkan pada pribadi peserta didik agar dapat memahami dan menghormati perbedaan serta dengan penuh kesadaran mengembangkan sikap toleransi. Dengan demikian, Edukasi dan sosialisasi terkait keberagaman dan moderasi beragama menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat menghindari kesalahpahaman dan konflik.

Edukasi dan sosialisasi moderasi beragama dapat dilakukan dengan memanfaatkan media massa dan platform digital. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang akurat dan seimbang tentang keberagaman serta menyebarkan pesan moderasi. Dengan demikian, masyarakat akan leih tereduksi dan memiliki pemahaman yang lebih baik terkait pentingnya moderasi beragama. Sebagai contoh, Edukasi terkait 4 indikator moderasi beragama. Moderasi Beragama memiliki empat indikator utama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodasi kebudayaan lokal. Seelain Empat indikitor moderasi, terdapat kata kunci moderasi lainnya yaitu kemaslahatan, keadilan gender, keseimbangan, kemanusiaan, dan kemajemukan. Sembilan (9) kata kunci moderasi ini penting untuk dipahami sebagai landasan untuk menciptakan kehidupan beragama yang harmonis.

Kerukunan dan kehidupan beragama yang harmonis merupakan cerminan masyarakat yang bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Eka. Presiden Prabowo Subianto (23/7/2025) dalam peluncuran logo dan tema HUT RI ke-80 menyampaikan bahwa persatuan dan kesatuan adalah kekuatan untuk menjaga kedaulatan  dan memanifestasikan kesejahteraan bangsa.  Sebagai Kesimpulan, Moderasi beragama bukan sekedar tentang toleransi melainkan juga tentang bagaimana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan seimbang serta senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya dalam mewujudkan cita-cita bangsa membangun Indonesia Maju yang tak terputus.


9 komentar:

  1. Berbahagialah Semua Makhluk di Alam Semesta

    BalasHapus
  2. Damai Bangsaku, Maju Negeriku.

    BalasHapus
  3. Jika tidak lagi musuh di dalam, maka musuh di luar tak akan bisa menyakiti kita. Mari bersatu saudara

    BalasHapus
  4. Menjunjung tinggi toleransi dalam keberagaman adalah kekuatan kita untuk menciptakan persatuan

    BalasHapus
  5. Toleransi adalah kesadaran bahwa orang beragama untuk mengatur diri sendiri, bukan mengatur Orang lain.

    BalasHapus
  6. Toleran manusia sedang diuji, jangan sampai sifat toleransi kita ternodai hanya karena mereka yang mengadu domba umat beragama

    BalasHapus
  7. Islam adalah agama yang lurus penuh toleransi. Membawa kabar gembira dan perdamaian. Hadir untuk mempermudah bukan mempersulit.

    BalasHapus

Quote

Rahmat Bagi Semesta.
"Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan meninstakan penciptanya". –Gus Dur–

Google search

Custom Search

TOP 20 Pengunjung bulan ini

Flag Counter