Obyek Wisata Brayeun
BRAYEUN merupakan sebuah lembah yang dibatasi oleh bendungan sehinggan membentuk seperti sebuah Kolam yang sangat eksotis, dan pemandangan alam pegunungannya yang masih alami.
Sumber: acehprov.go.id/jelajah/category/12/objek-wisata.html
Semenjak tiga tahun belakangan ini Brayeun menjadi primadona baru tujuan wisata bagi penduduk Banda Aceh dan sekitarnya. Jika sebelumnya warga sudah terbiasa dengan wisata pantai atau air terjun kini tempat wisata Brayeun menjadi salah satu pilihan utama. Selain tempatnya sejuk dan rimbun, arena pemandiannya juga relatif aman, ada yang dangkal walaupun ada yang dalam juga. Bahkan di pinggirannya bisa berdiri anak usia tujuh tahun tanpa takut tenggelam. Mau berperahu pun enak, tinggal sewa perahu karet yang tarifnya Rp.20 ribu/jam. Mau lebih murah juga bisa, tunggu saja menjelang jam enam sore, ketika pengunjung sudah sepi dan lokasi juga mau ditutup. Anda bisa puas berperahu tanpa takut disemprit pluit petugas yang mengingatkan waktu telah habis.
Berkendaraan menuju lokasi sangat mengasyikan apalagi pemandangan menjelang sampai di lokasi sangat memanjakan mata. Di kiri-kanan jalan tampak sawah, bukit yang rimbun serta barisan pohon durian yang bisa meneteskan air liur jika musim durian tiba. Jalanan memang tidak terlalu lebar, hanya pas untuk dua mobil, dimana salah satu mobil harus berhenti sejenak jika berpapasan dengan mobil lain.
Bagaimana dengan biaya yang harus disiapkan? Beberapa pria yang berdiri di gerbang masuk mengutip uang Rp.10 ribu kepada pengunjung yang menggunakan mobil. Namun di Brayeun saat penulis mengunjungi beberapa waktu lalu, perhitungan tiket pengunjung sudah fair. Tiap pengunjung dewasa dikenakan tiket masuk Rp.3000, anak-anak bebas tiket.
Pada sebuah tikungan sempit sudah berdiri beberapa anak muda yang mengatur keluar masuk mobil. Lumayan juga pelayanan yang diberikan. Tidak cuma hanya mengutip uang masuk tapi juga sudah mulai profesional dalam mengatur pengunjung. Tapi sayangnya pengaturan yang sudah baik itu menjadi tampak buruk dengan kutipan uang parkir yang mencapai Rp.10 ribu! Pungutan ini tanpa disertai tanda bukti pembayaran dan layanan apapun. Tapi sudahlah, mari kita nikmati kesejukan air bendungan Brayeun saja.
Memasuki lokasi pemandian, mulai tampak keramaian para pengunjung. Lazimnya tempat wisata lokal, disepanjang jalan masuk dipenuhi oleh penjual makanan ringan. Mereka menjual berbagai makanan yang berbeda-beda tapi uniknya tiap warung selalu satu jenis makanan yang sama. Setiap warung menyediakan goreng-gorengan seperti pisang goreng, tahu goreng, risol dan lain-lain. Penjual memanfaatkan selera manusia yang suka akan makanan panas setelah berdingin-dingin ria.
Mata kembali dimanjakan oleh hamparan kolam bendungan Brayeun yang kira-kira seukuran lapangan bola kaki. Kolam mempunyai hulu di kaki gunung yang masih rimbun pepohonan. Pemandangan masih tampak asri. Di beberapa tempat tampak dinding tembok bendungan yang roboh, mungkin suatu waktu pernah dihantam banjir bandang. Jenis banjir ini memang sangat sering melanda kawasan pegunungan.
Ramai pengunjung, terutama anak-anak muda yang mandi di kolam tersebut. Anak-anak juga tak ketinggalan mandi di kolam berair sejuk, umumnya mandi disisi pinggir kolam yang memang dangkal, sekitar setengah meter. Jika ingin berenang yang puas silahkan melompat ke tengah kolam yang lebih dalam. Beberapa anak muda menampilkan atraksi lompat jumpalitan dari sebatang pohon yang berada dipinggir kolam.
Indah dan nyaman memang menikmati pemandian Brayeun Leupung ini. Apalagi jika pengelola mampu menjaga kerapian dan kebersihan lokasi. Sebuah masalah klasik arena wisata yang nyaris terdapat disemua tempat. Apalagi lahan parkir yang sempit, jalan yang belum beraspal menjelang lokasi, jangan sampai hambatan-hambatan ini membuat orang enggan berwisata. Bayangkan saja, mandi di kolam berair yang sejuk dikelilingi pohon duren, amboi enaknya.
Sumber: acehtourismagency.blogspot.com/2012/09/menikmati-sejuknya-air-di-lokasi-wisata.html?m=1