Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia. (Kaelan, 2003: 67)
Obyek Studi sosiologi adalah masyarakat, yaitu dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan –hubungan antarmanusia tersebut. (Abdulsyani, 1994:14). Berbeda dengan antropologi yang berusaha mencapai pengertian tentang manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.(Malo, 1989: 279)
Dimensi epistemologis dalam perkembangan sosiologi di indonesia tentunya sebagaimana dimensi metafisis juga terkait dengan ajaran positivisme yakni sumber kebenarannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia (empiri). Objek penelaahan yang berada dalam batas pra-pengalaman dan pasca-pengalaman diserahkan kepada pengetahuan lain. Asas epistemologi sosiologi mensyaratkan adanya verivikasi secara empiris dalam proses penemuan dan penyususnan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.
Terkait dimensi epistemologi yaitu tentang bagaimana sosiolog memahami hakikat realitas sosial (masyarakat) terdapat beberapa pendapat ahli sebagai berikut:
- Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
- Dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial (Abdulsyani, 1987) dijelaskan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangannya sendiri. Manusia diikat dalam kehidupan kelompok karena rasa sosial yang serta merta dan kebutuhannya.
- Hassan Shadily mendefinisikan masyarakat sebagai suatu golongan besar kecil dari beberapa manusia, yang dengan sendirinyabertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
(Abdulsyani, 1989:15)
GOOGLE search
Custom Search