Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan merupakan cabang spesialisasi sosiologi yang mempelajari lembaga-lembaga dan proses pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah untuk meneruskan kebudayaan kepada generasi muda melalui proses sosialisasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya membatasi diri pada pendidikan yang diberikan di sekolah- sekolah tetapi juga pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat, dan sebagainya. Sistem pendidikan tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Corak sosiologi pendidikan ini misalnya, sistem pendidikan taman siswa yang didasarkan pada tut wuri handayani yang diajarkan oleh ki Hajar Dewantara mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat antara lain dalam bidang kepemimpinan. (Soekanto, 1982: 48)
Sosiologi Pembangunan
Sosiologi pembangunan berkembang pesat sejak awal 1960-an. Sebagai bagian dari ilmu sosiologi, sosiologi pembangunan sangat dipengaruhi oleh pokok-pokok pikiran ahli sosiologi klasik seperti Marx, Weber dan Durkheim. Perkembangan sosiologi pembangunan semakin pesat seiring dengan gagalnya program pembangunan yang disponsori oleh Amerika Serikat pada negara-negara dunia ketiga. Kegagalan pembangunan dunia ketiga tersebut memicu sebuah tanda tanya besar bagi peneliti sosial untuk mengungkap faktor-faktor penyebabnya. Kelima penulis walaupun menggunakan teori yang berbeda memiliki satu kesepahaman tentang kegagalan pembangunan pada negara dunia ketiga. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)
Teori pembangunan mengerucut pada dua buah teori besar, yaitu teori modernisasi dan teori dependensi. Dua teori ini saling bertolak belakang dan merupakan sebuah pertarungan paradigma hingga saat ini. Teori modernisasi merupakan hasil dari keberhasilan Amerika Serikat dalam membawa pembangunan ekonomi di negara-negara eropa. Sedangkan kegagalan pembangunan di Afrika, Amerika Latin dan Asia menjadi awal lahirnya teori dependensi. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini juga tidak lepas dari pendekatan modernisasi. Asumsi modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam pembangunan menyebabkan beberapa permasalahan baru yang hingga kini menjadi masalah krusial Bangsa Indonesia. Penelitian tentang modernisasi di Indonesia yang dilakukan oleh Sajogyo (1982) dan Dove (1988). Kedua hasil penelitian mengupas dampak modernisasi di beberapa wilayah Indonesia. Hasil penelitian keduanya menunjukkan dampak negatif modernisasi di daerah pedesaan. Dove mengulas lebih jauh kegagalan modernisasi sebagai akibat benturan dua budaya yang berbeda dan adanya kecenderungan penghilangan kebudayaan lokal dengan nilai budaya baru. Budaya baru yang masuk bersama dengan modernisasi. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)
Sosiologi pendidikan merupakan cabang spesialisasi sosiologi yang mempelajari lembaga-lembaga dan proses pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah untuk meneruskan kebudayaan kepada generasi muda melalui proses sosialisasi. Sosiologi pendidikan tidak hanya membatasi diri pada pendidikan yang diberikan di sekolah- sekolah tetapi juga pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat, dan sebagainya. Sistem pendidikan tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Corak sosiologi pendidikan ini misalnya, sistem pendidikan taman siswa yang didasarkan pada tut wuri handayani yang diajarkan oleh ki Hajar Dewantara mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat antara lain dalam bidang kepemimpinan. (Soekanto, 1982: 48)
Sosiologi Pembangunan
Sosiologi pembangunan berkembang pesat sejak awal 1960-an. Sebagai bagian dari ilmu sosiologi, sosiologi pembangunan sangat dipengaruhi oleh pokok-pokok pikiran ahli sosiologi klasik seperti Marx, Weber dan Durkheim. Perkembangan sosiologi pembangunan semakin pesat seiring dengan gagalnya program pembangunan yang disponsori oleh Amerika Serikat pada negara-negara dunia ketiga. Kegagalan pembangunan dunia ketiga tersebut memicu sebuah tanda tanya besar bagi peneliti sosial untuk mengungkap faktor-faktor penyebabnya. Kelima penulis walaupun menggunakan teori yang berbeda memiliki satu kesepahaman tentang kegagalan pembangunan pada negara dunia ketiga. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)
Teori pembangunan mengerucut pada dua buah teori besar, yaitu teori modernisasi dan teori dependensi. Dua teori ini saling bertolak belakang dan merupakan sebuah pertarungan paradigma hingga saat ini. Teori modernisasi merupakan hasil dari keberhasilan Amerika Serikat dalam membawa pembangunan ekonomi di negara-negara eropa. Sedangkan kegagalan pembangunan di Afrika, Amerika Latin dan Asia menjadi awal lahirnya teori dependensi. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini juga tidak lepas dari pendekatan modernisasi. Asumsi modernisasi sebagai jalan satu-satunya dalam pembangunan menyebabkan beberapa permasalahan baru yang hingga kini menjadi masalah krusial Bangsa Indonesia. Penelitian tentang modernisasi di Indonesia yang dilakukan oleh Sajogyo (1982) dan Dove (1988). Kedua hasil penelitian mengupas dampak modernisasi di beberapa wilayah Indonesia. Hasil penelitian keduanya menunjukkan dampak negatif modernisasi di daerah pedesaan. Dove mengulas lebih jauh kegagalan modernisasi sebagai akibat benturan dua budaya yang berbeda dan adanya kecenderungan penghilangan kebudayaan lokal dengan nilai budaya baru. Budaya baru yang masuk bersama dengan modernisasi. (http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/sosiologi-pembangunan/)