Jumat, 22 Mei 2009

SEMILOKA “TINJAUAN ETIKA POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009” I

1. Pembukaan dan sambutan ketua panitia oleh Ridwan Ahmad Sukri, M.Hum
Pada kesempatan ini Bapak Ridwan mengemukakan bahwa acara semiloka yang dirancang sedemikian rupa ini dimaksudkan untuk mencari atau menghasilkan suatu rumusan yang menjadi salah satu sumbangsih bagi lahirnya pemimpin yang berkualitas, khususnya yang memiliki komitmen terhadap moral. Hal ini penting karena kita akan segera menghadapi moment yang sangat penting pula yaitu akan djavascript:void(0)iadakannya pemilihan legeslatif pada tanggal 9 April 2009 dan dilanjutkan dengan pemilihan presiden.
Sebelum menutup sambutannya, Bapak Ridwan mewakili panitia semiloka juga mengucapkan terima kasih kepada para pembicara, penyumbang makalah, dan Dekan Fakultas Filsafat UGM serta kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam acara semiloka ini.

2. Sambutan dari Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin (dekan Fakultas Filsafat UGM)
Dalam Sambutan ini Bapak Mukhtasar menyampaikan bahwa saat ini Universitas Gadjah Mada sedang berkompetisi untuk meraih predikat Universitas kelas dunia. Dari pengalaman beberapa waktu belakangan ini kelihatan bahwa semua Universitas terkenal/ terkemuka di Dunia menggunakan strategi yang khas masing-masing untuk menjadi yang terbaik di dunia. UGM dalam keikutsertaannya untuk meraih predikat Universitas kelas dunia itu tidak pernah lepas dari komitmennya dengan tetap menjadi universitas kerakyatan. Komitmen kerakyatan atau komitmen kebangsaannya inilah yang menjadi ciri khas dari UGM. Sebagai salah satu unit kerja, Fakultas Filsafat dibawah UGM juga memberikan suatu peran untuk bisa ikut aktif di dalam mengupayakan bagaimana caranya supaya UGM bisa tampil berkompetisi di tingkat dunia. Dan disinilah kita mempertahankan dan meningkatkan komitmen itu, Fakultas Filsafat bisa berkontribusi. Salah satu kontrubusi itu direalisasikan dengan dilaksanakannya sebuah semiloka. Ini sebagai salah satu wujud yang diupayakan UGM agar dalam mengejar predikat Universitas kelas dunia tidak tercerabut dari akar kultural bangsa. Diselenggarakannya Semiloka ‘Etika Politik Menyongsong Pemilu 2009’ ini diharapkan Fakultas Filsafat bisa memberikan suatu kontribusi dalam kehidupan politik bangsa kita sekarang ini. Kontribusi dalam Etika politik bisa kita mulai dengan menyaksikan dan mendengarkan ceramah-ceramah yanga kita diskusikan ini. Ada sebuah analogi terkenal: “Janganlah kamu berfikir apa yang negara akan berikan kepadamu, tetapi fikirkanlah apa yang kamu akan berikan kepada Negara”. Tidak selesai sampai disitu, kita juga harus mengupayakan bagaimana caranya memberikan sesuatu itu kepada Negara. Di sinilah masuk ke dalam konteks etika politik itu. Banyak diktum-diktum politik yang bisa dilihat dan ditinjau agar kita bisa mengupayakan untuk memberikan sesuatu kepada Negara. Dalam konteks etika politik adalah bagaimana kita mewujudkan apa yang dapat kita sumbangkan kepada Negara itu. Pakar-pakar yang hadir di sini diharapkan bisa memberikan jawaban kepada kita sekalian bagaimana kita bisa memberikan “apa” itu yang bisa kita kontribusikan kepada Negara dalam mozaik etika yang sudah didekati secara bersama-sama secara akademis kemudian diupayakan agar bisa terealisasi dikancah kehidupan politik bangsa. Itulah yang ingin disumbangkan secara institusional dari fakultas Filsafat. Minimalnya sumbangan pemikiran bagi perkembangan etika politik yang sehat.

Google search

Custom Search