Minggu, 08 Maret 2015

Istiqomah dalam berdoa


“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
Beberapa hari yang lalu, saya mendapat email dari teman bernama Adin, ia mengingatkan saya tentang istiqomah dalam berdoa. Istikomah dalam DOA adalah mereka yang malam harinya berdoa sampai bercucuran air mata, esok hari tidak bergeming dan tidak berubah haluan seberat apapun ujian.

Pendusta DOA adalah mereka yang malam hari berdoa sampai menangis, esok hari mendatangi kawan dan sahabat sambil memelas untuk pinjam uang guna mencicil utang. Malam hari Tuhannya Allah, pagi harinya sudah ada tuhan-tuhan lain selain Allah. Celakanya kebanyakan dari kita adalah PENDUSTA DOA.
Berapa banyak saudara kita yang puluhan tahun mengalami kesulitan hidup. Hidup pas-pasan cenderung miskin, banyak utang, banyak masalah dengan orang lain, banyak tanggungan dsb. Stress kalau mikirin beban hidup yang betah nempel bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Apa yang salah ya? Inilah pertanyaan yang seringkali menggelayut.

Misalnya curhat dari sahabat via email berikut ini,  ......... Sy tlg punggung keluarga.  Sampai utang sy smkn hr smkn numpuk.  Yg lbh parah lg saat ini sy mulai kelilit rentenir yg bungax 25% perbln.klu ini tdk cpt sy slsikan bs2 sy jd gembel pak adhin.  Jujur sy sdh pts asa memikirkan mslh ini.  Tlg sekirax sy bs d bntu. Salam dan trimakasi.  Tentu akan banyak jawaban dari pertanyaan diatas. Kalau kita bertanya kepada Bill Gates maka jawabannya pasti kurang usaha, kurang gigih dalam bekerja dsb. Intinya otak / akalnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Intuisinya tidak dimaksimalkan. "Mas saya sudah bekerja dengan keras dari pagi sampai malam sebagai karyawan".  Maka jika pertanyaan ini diajukan kepada pengusaha jawabannya adalah, mengapa tidak resign dan mencoba usaha baru?. Bodoh sekali bertahan untuk pekerjaan yang tidak menjanjikan kenaikan gaji dan karier.  "Tapi modal dari mana?".  Kalau nunggu modal maka sampai kiamat tidak akan bisa kaya-kaya juga. Modal khan bisa dari siapa saja. Pinjam bank, pinjam saudara, atau dari mana saja. Pakai otakmu ... Gitu kata pengusaha.  "Ntar kalau rugi gimana? Secara umur sudah tidak bisa ngelamar kerja lagi dong. Lalu keluarga mau dikasih makan apa?"  . Itu adalah ketakutan karena memang dasarnya Anda penakut. Hanya ada 2 resiko yakni sukses atau gagal. Jika sukses maka Anda akan kaya sehingga masalah ekonomi yang betah nempel bisa segera enyah dari kehidupan Anda. Jika gagal ya terima saja jadi gembel. :)  "Terus bisnis apa yang bagus?" Semua bisnis pada prinsipnya bagus, yang jadi kendala adalah mental diri kita sendiri. Bisnis gorengan, nasi uduk, sembako, bisnis gerobak apaan kek. Untuk awal tidak perlu yang wah dulu. Yang sederhana dan menghasilkan walau tidak banyak. Ini khan seperti batu loncatan sebelum pindah ke level yang lebih tinggi. "Waduh berat juga ya? Kayaknya saya belum siap mengambil resiko jadi gembel. Sementara bertahan jadi karyawan saja".  Ya sudah terserah Anda saja. Sampai mati menjadi karyawan dengan menanggung berbagai beban ekonomi ya silahkan saja. Tapi jangan salahkan siapapun. Jangan suka ngeluh. Khan semua pilihan Anda sendiri? Saya pribadi setuju dengan jawaban-jawaban diatas. Tetapi tidak semua karyawan adalah jelek. Buanyak sekali karyawan yang kariernya melejit dan meraih sukses. Namun lebih banyak yang puluhan tahun gitu-gitu saja, termasuk saya beberapa tahun yang lalu, hehehe ... Saya setuju dengan jawaban yang menggunakan akal pikiran walau tidak 100%. Yakni jawaban yang benar-benar nyata menggunakan logika dan kecerdasan. Memang kita harus siap dengan yang namanya perjuangan dan resiko.Karena inilah hidup. Kita bisa melihat orang2 Cina yang banyak sukses, karena mereka memang rela berjuang menghadapi rintangan kehidupan. Kalau orang Cina itu banyak duit ya itulah balasan yang pantas bagi kerja keras mereka. Hidup cuma sekali kenapa harus jadi seorang penakut? Kenapa tidak belajar menjadi manusia tangguh dan tegar dalam menghadapi setiap resiko yang ada? Apalagi Anda muslim, harus itu. Wajib bagi kita untuk memanfaatkan segenap potensi yang ada dalam diri kita.
Perlu diingat yang namanya satu tes itu tidak sampai puluhan tahun.  Kalau 10 apa 100 tes dalam 10 tahun itu baru wajar. Tapi kalau tes kemiskinan atau utang bertahan selama puluhan tahun maka Anda perlu waspada.  Jangan-jangan bukan tes, tetapi azab.  Kalau yang wajar begini, utang 100 juta kemudian 2 tahun lunas.  Lalu kemudian ujiannya berganti dengan gagalnya usaha.  Lalu 2 tahun usahanya bisa bangkit lagi.  Lalu tahun berikutnya ujiannya berupa melimpahnya harta benda selama beberapa tahun.  Kalau ia lulus artinya harta benda bisa jadi melimpah ruah. Namun kalau ujiannya tidak lulus maka bisa jadi kekayaannya dihanguskan hanya dalam waktu beberapa hari saja.  Lalu ia mulai dengan tes yang sama seperti dulu yakni tes kemiskinan dan hutang.  Begitu seterusnya .. Lalu bagaimana solusinya?  Secara singkat saya jawab kurang lebih begini,
Ingat kepada Allah.  Misalnya ingatlah bahwa yang mengatur rezeki adalah Allah swt
Taubat.  Taubat ini maknanya dalam banget lho?  Anggap saja dalam hal ini adalah mengakui kesalahan kita didalam menuhankan segala sesuatu selain Allah, kemudian bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah swt.  Percayalah selama ini Anda memiliki banyak dewa. Kadang uang jadi tuhan, kadang manusia, kadang benda, kadang pinjaman, kadang praktek, kadang otak / kecerdasan, kadang pekerjaan, kadang bos, kadang yang lain-lain.  Ada buanyak banget dewa dalam dada kita.  Yaitu sesuatu yang kita jadikan sandaran atau pegangan hidup.  Makanya ketika kemudian Anda mengalami masalah ya terima saja.  Salahkan Anda sendiri yang memiliki dewa yang amat lemah.

Taubat lagi.  Yakni membuang semua dewa yang ada dalam diri kita.  Misalnya Anda resign karena perusahaan Anda banyak aktifitas yang haram, maka janganlah takut. Khan tuhan kita Allah bukan pekerjaan, bukan bos, bukan uang dsb?.  Hajar saya kemudian sandarkan hidup Anda secara totalitas kepada Allah swt.
Taubat lagi dan lagi.  Dalam perjalanan pasti ada ujian.  Misalnya bank menawari Anda pinjaman lunak untuk digunakan melunasi utang.  Anda bahagia karenanya kemudian mengambil sebesar-besarnya, lalu pada titik tertentu Anda stress karena harus mencicil ke bank dalam jumlah yang besar. Istilahnya adalah gali lubang tutup empang.  :) .Kalau Sudah taubat maka lempengin saja.  Tolak saja tawaran pinjaman dari bank karena tuhan kita bukan bank tetapi Allah. Tunggu saja Allah memberikan fasilitas dan pertolongan.  Apa itu kek, pasti akan ada pertolongan_Nya pada momentum yang tepat.
Taubat lagi, lagi dan lagi.  Ketika Anda pusing menyaksikan keluarga Anda kesulitan makan maka Anda mulai melirik dewa lain.  Beginilah manusia yang mudah sekali berubah haluan.  Supaya tauhidnya tidak kotor caranya begini.  Mintalah pendapat / ilham dari Allah dalam sholat, "Ya Allah saya mau jual cincin nih, untuk sekedar memperpanjang masa hidup keluarga saya. Gimana ya Robb " . Lalu jualah cincin Anda dan manfaatkan untuk makan keluarga Anda. Atau malah sedekahkan saja, khan kita sedang belajar taubat. "Robb aku sedekahin saja nih cincin, agar Engkau membalasnya 10 kali lipat, amin ". Penyakit kita rata-rata nggak mau kehilangan benda kesayangan, maunya ditambah dan ditambah terus. Ini namanya nggak tahu diri.     
Lagi, lagi, lagi dan taubat lagi. Dalam masa penungguan pertolongan Allah seringkali kita mengalami perang bathin. "Jangan-jangan Allah gak datang, jangan-jangan janji Allah tidak benar" dan semacamnya. Maka camkanlah bahwa senadzir apapun, seberat apapun tetaplah bertahan dalam kesabaran. Hanya masalah waktu saja, dan waktu itulah parameter didalam membuktikan kesabaran kita.   
Dengan taubat sudah cukup kok.  Tapi penyakit kita hari ini taubat besok berubah haluan lagi.  Hari ini menangis di sepertiga malam, esoknya menuju ke rentenir.  Malam ini berdoa sambil mencucurkan air mata, "Ya Allah tolong aku".  Esok pagi menuju ke tetangga dengan wajah memelas, "Tolonglah aku pinjami uang, kamu khan teman dekatku". Malam hari tuhannya Allah, pagi harinya tuhannya berubah menjadi manusia yakni tetangga.  Kadang saya sampai mengelus dada, sebegitu tipiskah iman saya dan Anda ?. Sebegitu sulitkah untuk istikomah didalam ber Tuhan kepada Allah swt?
Istikomah dalam DOA adalah mereka yang malam harinya berdoa sampai bercucuran air mata, esok hari tidak bergeming dan tidak berubah haluan seberat apapun ujian. Pendusta DOA adalah mereka yang malam hari berdoa sampai menangis, esok hari mendatangi kawan dan sahabat sambil memelas untuk pinjam uang guna mencicil hutang.  Malam hari Tuhannya Allah, pagi harinya sudah ada tuhan-tuhan lain selain Allah.  Kalau begitu mana mungkin datang pertolongan_Nya?  Itulah point yang ingin saya sampaikan.  Bertaubatlah maka pertolongan Allah akan segera datang, Insya Allah.  Allah swt berfirman,  "Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai "  .  [QS Nuh: 10-12]  Yuk belajar bertaubat dengan benar, belajar ber-tahan dan tetap ber-Tuhan


GOOGLE search
Custom Search

Google search

Custom Search