Rabu, 25 Maret 2015

MUZDAKIR MUHLISIN (My Profile / Otobiografi)

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya". Apabila Allah menjawab dan memperkenankan do'a dan harapanku, aku sangat bersyukur karena Kemurahan, Kasih sayang dan KuasaNya atas diriku. Apabila do'a dan harapanku belum terwujud, aku juga sangat bersyukur karena Allah dengan KebijaksanaanNya telah memilihkan yang terbaik untukku. Aku yakin dan sadar bahwa Tuhan lebih tahu mana yang paling baik untukku melebihi pengetahuan ku atas diriku sendiri. So, I am truly grateful for all You have done in my life
Saya sadari bahwa saya hidup dalam Determinasi dan Indeterminasi. Keduanya bersama-sama saya alami dalam berlangsungnya sejarah hidup saya ini bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Di satu sisi, Determinasi (ditentukan) dalam arti bahwa saya telah dilahirkan di dalam dunia ini dengan wujud (bentuk dan rupa) dan takdir-takdir lainnya yang sepenuhnya ditentunkan oleh Tuhan. Saya awalnya juga tidak tahu kapan dan dimana saya akan dilahirkan. Setelah saya mampu berfikir, baru saya sadari bahwa saya telah berada di sini. Saya telah menemukan diri saya berada di dunia ini dan dibebani tugas untuk mengetahui apa dan siapa diri saya yang sebenarnya.
Ayahku memberiku nama Mudzakir Muhlisin. Awalnya aku tidak mengerti mengapa ia memberi aku nama itu. Bahkan bagiku, nama itu terlalu aneh. Tetapi anehnya pula, orang-orang disekelilingku sering memuji namaku adalah nama yang bagus. Apanya yang bagus?  Sampai suatu saat ayahku memberi tahu arti nama itu dan akhir aku paham kalau itu memang nama yang tepat sampai-sampai tidak ada lagi alasan bagiku untuk tidak mensyukuri nama itu. Mudzakir berarti orang yang memberi peringatan, Muhlisin berarti orang yang ikhlas. Ayahku berharap aku menjadi orang yang baik. Tak hanya baik bagi diriku sendiri tetapi mau memberi peringatan kepada orang lain ke jalan kebaikan dengan ikhlas.
Nama: Muzdakir Muhlisin
Tempat dan tanggal lahir: Boyolali, 10 Mei


Saat pertama saya sadar akan diri saya dan kehidupan diri saya adalah ketika saya ditinggalkan oleh kedua orang tua saya ketika saya masih kesil, dan mungkin itulah saat terberat kali pertama dalam hidup saya. Dan pada detik pertama saya menemukan diri, saya harus memulai suatu perjalanan yang penuh dengan pilihan-pilihan (indeterminasi). Apabila saya bepergian, begitu pula apabila saya melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas tertentu, melakukan pilihan ini dan itu, menyenangi dan menolak apa saja, saya sebenarnya pada saat itu sedang dalam proses memberikan ketetapan kepada diri saya dalam batas-batas yang bisa saya capai dan saya lakukan.

Disinilah saya sekarang berada, di suatu tempat di alam nyata dunia ini, aku “ada” dan oleh karena itu sekaligus aku bertanggungjawab terhadap segala pemikiranku, tingkah lakuku dan perbuatanku sebagai manusia. Aku menyadari arti pilihan dan menyadari kebutuhanku diantara alternatif-alternatif, mana yang harus  aku dahulukan dan mana yang kemudian dalam cara berfikir dan cara bertindak. Masa lalu, masa kini, dan masa depan adalah sesuatu proses yang berkesinambungan. Saya percaya bahwa setiap tindakan pasti ada akibatnya. Oleh karena itu setiap detik, setiap hembusan nafas yang saya lakukan saat ini, akan sangat berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi padaku pada masa yang akan datang. Begitu pula masa laluku, juga sangat berpengaruh terhadap kehidupanku saat ini. Oleh karenanya, segala kesempatan dan pilihan-pilihan yang terbuka dihadapanku harus dapat aku jalani dengan sebaik-baiknya.
Meskipun di satu sisi saya hidup dalam determinasi, tapi saya tidak pernah menyesali semua itu. Semua saya terima dengan rasa syukur karena saya Yakin bahwa semua ketetapan itu adalah yang terbaik yang Tuhan berikan bagi saya. Toh, di sisi lain masih terbuka kesempatan bagi saya untuk memilih dan menentukan arah mana yang akan saya tempuh dalam perjalanan sejarah hidup saya selanjutnya.

Saya bebas memilih secara otonom tanpa pengaruh atau tekanan dari siapa pun. saya bertindak menentukan diri saya sendiri, bertindak demi diri saya sendiri, dan juga sebagai penyebab bagaimana diri saya sendiri kedepannya. Akan tetapi saya juga menyadari bahwa saya hidup dalam komunitas-komunitas sosial dengan segala aturan didalamnya. Apakah aku menaati atau menolak aturan-aturan yang ditetapkan bersama itu, Aku bebas untuk memilihnya.
 Dan apapun akhirnya pilihanku itu, aku harus bertanggungjawab terhadapnya.  Maka di sini kebebasan saya pun akhirnya juga terbatas pada kebebasan orang lain. Saya juga sadar bahwa ada orang lain pula yang mempunyai sifat-sifat seperti aku, mereka juga hadir sebagai pribadi yang sama derajat dan kedudukannya dengan aku yaitu sama-sama sebagai manusia. Aku tak mampu sepenuhnya hidup sendiri, kehadiran manusia lain sangat aku butuhkan demi kelangsungan hidupku. Hidup harus dijalankan secara harmoni.

Saya tidak pernah tahu kapan selesainya partisipasi saya dalam sejarah alam semesta ini. Maka di sini saya menemukan Tuhan sebagai jawaban dan penentu keberlangsungan sejarah hidup saya. Saya hanya berhak mengusahakan dan merencanakan sejarah hidup saya, sementara ketentuan akhir tetap ada di tangan Tuhan.
 Akan tetapi, apapun itu, sejarah hidup saya akan tetap saya usahakan meskipun terkadang hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya. Apapun hasilnya, Life must go on... Yang penting, saya sudah melakukan segalanya yang terbaik, dan selanjutnya saya yakin Tuhan akan memberikan saya yang terbaik. Selanjutnya adalah berusaha untuk menjalani hidup dengan sempurna sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan paling sempurna diantara makhluk-makluk lainnya. Yang pasti, saya bersyukur karena saya telah menjadi bagian kecil dari sesuatu yang indah, yaitu bagian dari proses sejarah kehidupan.
Sejauh saya melangkah, selama saya menghembuska nafas, dan setiap detik yang telah aku lalui adalah berharga bagi saya. Selalu ada sesuatu, sesuatu untuk aku perbuat dan sesuatu yang harus aku pertanggungjawabkan dalam hidup. Setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Begitu banyak peristiwa yang saya alami. Tapi setidaknya saya mempunyai beberapa pencapaian Hidup yang telah saya raih dan layak untuk saya syukuri. Semua pencapaian itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk disombongkan tapi pantas saya syukuri. Semua terjadi atas Izin Tuhan YME, Allah SWT. 



Hari Ini Aku Memulai... Hidupku dengan:
Bismillah
Hari ini… aku bersyukur atas hidupku
Alhamdulillah
Aku menyaksikan keindahan… setiap waktu
Aku terbangun dengan semangat… penuh inspirasi
Aku terarah… pada semua kebaikan
Aku berada dalam damai
Aku merasakan cinta dan keberlimpahan
Aku selalu memiliki waktu untuk bergembira
Aku berterima kasih atas segalanya
Aku bebas menjadi... DIRIKU
Aku berhak menentukan langkahku
Aku berhak menjadi pemenang
Aku berhak menulis kisahku
Aku bangga menjadi… AKU
Hari ini… hari terbaik dalam hidupku
Aku selalu bersyukur dan tidak menyesalinya


“Jangan Pernah Berharap Menjadi Orang Lain”
-Joe Mcintyre-




GOOGLE search
Custom Search

Google search

Custom Search