Apabila tata letak secara
keseluruhan bangunan Kraton Yogyakarta lebih merupakan sebagai simbol
idealisasi jalan hidup manusia dalam mencapai kesempurnaan melalui konsep
sangkan-paran dan manunggaling kawula lan Gusti, nama, bentuk dan fungsi
masing-masing bangunan Kraton lebih memberikan makna metafisis, bagaimana jalan
hidup yang ideal itu dapat diterapkan dan dihayati dalam kehidupan
sehari-harinya. makna bentuk-bentuk bangunan lebih merupakan sebagai simbol dan
visualisasi praksis kehidupan.
Pada dasarnya menurut
serat selokapatra hanya ada dua bangunan utama dalam keraton, yakni bangsal dan regol. Yang dimaksud regol
adalah pintu gerbang menuju suatu bangsal menurut Baoesastra djawa adalah
bangunan terbuka yang besar di kraton, sedang bangunan yang tertutup
(berdinding) disebut gedhong. Namun secara lebih rinci didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan,
halaman-halaman dan lapangan-lapangan.Luas kraton Yogyakarta adalah 14.000 m².
Kita mulai dari halaman kraton ke utara:
1. Kedaton/Prabayeksa
1. Kedaton/Prabayeksa
2. Bangsal Kencana
3. Regol Danapratapa (pintu gerbang)
4. Sri Manganti
5. Regol Srimanganti (pintu gerbang)
6. Bangsal Ponconiti (dengan halaman
Kemandungan)
7. Regol Brajanala (pintu gerbang)
8. Siti Inggil
9. Tarub Agung
10. Pagelaran (tiangnya berjumlah 64)
11. Alun-alun Utara dihias dengan
12. Pasar (Beringharjo)
13. Kepatihan
14. Tugu
Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi
Muhammad 64 tahun Jawa, atau usia 62 tahun Masehi. (http://www.tasteofjogja.com/web/ida/inside.asp)
Kalau dari halaman kraton pergi ke
selatan maka akan kita lihat:
15. Regol Kemagangan (pintu gerbang)
15. Regol Kemagangan (pintu gerbang)
16. Bangsal Kemagangan
17. Regol Gadungmlati (pintu gerbang)
18. Bangsal Kemandungan
19. Regol Kemandungan (pintu gerbang)
20. Siti Inggil
21. Alun-alun Selatan
22. Krapyak
keterangan:
1. Regol =pintu gerbang
1. Regol =pintu gerbang
2. Bangsal =bangunan terbuka
3. Gedong =bangunan tertutup
(berdinding)
4. Plengkung =pintu gerbang beteng
5. Selogilang =lantai tinggi dalam
sebuah bangsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana
Sri Sultan
6. Tratag =bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding. Di pemerintahan Sri Sultan H.B. VII semua tratag kraton dimuliakannya dan diberi atap seng, tetapi arsitekturnya tetap tak berubah. (http://www.tasteofjogja.com/web/ida/inside.asp)
6. Tratag =bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding. Di pemerintahan Sri Sultan H.B. VII semua tratag kraton dimuliakannya dan diberi atap seng, tetapi arsitekturnya tetap tak berubah. (http://www.tasteofjogja.com/web/ida/inside.asp)
Di lingkungan kraton
Yogyakarta terdapat banyak bangunan bangsal yang besar dan luas. Di
sekeliling alun – alun terdapat bangsal
yang berjumlah 12, suatu hal yang mengingatkan kewajiban rakyat untuk
menyerahkan upeti (pajak) setahun sekali, yang harus dilaksanakan menjelang
bulan yang ke -12.
Tiap – tiap bangunan
memiliki nama dan bentuk sesuai dengan fungsi masing – masing. Pada dasarnya
makna simbolik bentuk – bentuk bangunan itu dimaksudkan untuk mengingatkan
kepada setiap orang agar senantiasa
ingat akan tuhan, setia, hormat, dan mantap mengabdi raja sebagai personifikasi
tuhan di dunia. Bentuk bangunan kutuk
ngambang misalnya, seperti tampak dalam bangunan gedhong prabayaksa (prabasuyasa), yang tepatnya berbentuk limasan sinom lambing gantung rangka kutuk ngambang mengandung makna simbolik untuk mengingatkan
agar tidak mengambang dan tidak ragu – ragu dalam mengabdi raja. Bentuk
bangunan trajumas terdapat pada
bangunan bangsal trajumas. Kata trajumas atau trajukencana mengandung makna hati yang suci, bersih, tanpa salah
(traju: timbangan, mas atau kencana : suci atau bersih). Maksudnya apabila raja
duduk di bangsal trajumas, yang terletak
di halaman bangsal Sri Manganti
ini, hatinya akan bersih suci sehingga segala perkataannya selalu benar. Oleh
karena itu, bangsal ini dipakai untuk mengangkat patih sehingga di tempat ini
diharapkan agar raja tidak salah pilih dalam mengangkat patih. (Daliman, 2001:17)
Kata ‘kencana’ pada bangunan Bangsal
Kencana mengandung makna sifat-sifat
atau unsur-unsur yang bercahaya. Bangunan Bangsal
Kencana menjadi lambang menyatunya antara kawula (hamba) dan Gusti
(Tuhan), Sang Cahaya Sejati. Maka dari itu berdirinya Bangsal Kencana ditandai dengan candrasengkala: “Trus satunggal
pandhita-ningrat” yang bermakna tahun 1719 Jawa atau 1797 Masehi. Bentuk
bangunan bangsal ini adalah joglo Mangku Rat dengan atapnya bersusun tiga
merenggang: atas brunjung, tengah penanggap, dan bawah penitih, yang antara
penanggap dan penitih dihubungkan dengan balok yang disebut lambangsari. Jumlah
tiangnya (saka) sebanyak empat puluh
empat buah, dan empat diantaranya terletak di tengah sebagai tiang utama (saka guru). (Daliman, 2001:17)
Symbol keillahian ditunjukkan pula
oleh bangunan besar bercat kuning yang terletak di sebelah kanan Gedhong Prabayaksa dan disebut Gedhong Jene (Gedhong Kuning). Kuning
adalah warna segala sesuatu yang bersifat ketuhanan. Bangunan gedung ini menjadi
symbol tempat roh-roh yang telah menikmati rasa hening, bening, dan murni,
yakni surga abadi. Seperti halnya Gedhong
Prabayaksa, bangunan Gedhong Jene
menggunakan bentuk limasan sinom lambang
gantung rangka kutuk ngambang. (http://www.tasteofjogja.com/web/ida/inside.asp)
Regol memberikan lambang bahwa orang masuk
Kraton dan mengabdi raja untuk mendapatkan kebaikan, keselamatan, serta
kesejahteraan lahir-batin dari raja. Gelar Sinuwun
(tempat nyuwun: meminta, dan nenuwun: memohon) menjelaskannya. Regol Brajanala (braja berarti tajam dan nala berarti hati) mengandung makna symbolic bahwa orang yang
mengabdi raja harus dengan ketajaman hati mau mempercayakan diri kepada raja
dan tak usah khawatir karena raja sebagai wakil dan alat Tuhan Yang Mahakuasa
akan menjalankan hukum Negara secara benar dan adil. Regol Sri Manganti (menganti berarti menanti) yang berbentuk Semar
Tinandhu memiliki makna bahwa semua rakyat menunggu berkah dari raja dengan
berdoa siang dan malam agar raja selamat dan sejahtera. Di seluruh Kraton
terdapat lima regol. (Daliman, 2001:18)
Fungsi bangunan
disesuaikan dengan bentuk, kegunaan, dan kepentingannya. Demikian pula
bangunan-bangunan di lingkungan Kraton fungsinya disesuaikan dengan kebutuhan
Kraton seperti untuk menunjukkan keagungan raja, tempat berdialog dengan rakyat,
dan tempat pengadilan, dan lain-lain.
Bangsal Witana misalnya dimaksudkan untuk
menggambarkan keagungan raja yang disimbolkan serta divisualisasikan dalam
kesemarakan dan kebesaran Kraton. Bangsal
ini terletak di tengah-tengah Sitinggil,
berbentuk joglo tajuk Mangku Rat dan
terdapat banyak ukiran dengan prada kuning, emas, dan merah yang menggambarkan
pertemuan Panembahan Senapati dengan Ratu Kidul. Kata witana berasal dari kata: wiwit (mula) dan ana (ada). Hal ini
mengandung makna bahwa raja dalam memulai segala sesuatu senantiasa diawali
dengan samadi untuk memperoleh pikiran dan hati jernih, sehingga apa yang
dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Murah yang
senantiasa menjamin keselamatan raja dan rakyatnya. Saat samadi raja dihadap
abdi dalem Keparak yang duduk di depan bangku penyangga kaki Sri Sultan. Hal
ini mengandung arti bahwa Sri Sultan sudah keparek (dekat) dengan Tuhan, untuk
atas nama-Nya menjalankan hukum Negara bagi rakyatnya. (Daliman, 2001:18)
Bangsal Mangunturtangkil yang terletak di tengah-tengah
Bangsal Witana berfungsi sebagai tempat raja sinewaka pada saat grebegan. Makna
mangunturtanggil ialah tempat yang tinggi untuk anangkil, yakni menghadap Tuhan
untuk bersamadi atau mengheningkan cipta agar Tuhan berkenan memberikan berkah
keselamatan kepada rakyat yang sowan untuk mendoakan keselamatan raja dan
Negara. (Daliman, 2001:18)
Dalam bersemadi raja disertai dengan Sembilan
ampilan dalem (regalia) yang dibawa oleh Sembilan manggung, gadis pembawa benda
upacara tersebut. Angka Sembilan mengingatkan sifat semadi yang harus
menyatukan seluruh kepribadian dihadapan Illahi dengan menutup wiwara sanga (kesembilan lubang) dalam
dirinya untuk dapat memohon kesembilan keutamaan seorang raja sebagai
dilambangkan dengan kesembilan ampilan
dalem (regalia), ialah (1) banyak
(angsa)sebagai symbol kesucian dan kewaspadaan; (2) dhalang (kijang): symbol kebijaksanaan; (3) sawung (ayam jantan): symbol keberanian, (4) galing (merak): symbol kewibawaan; (5) hardawalika (naga): symbol penyangga atau pembawa tanggung jawab;
(6) kacu mas (saputangan emas):
symbol penghapus segala kotoran atau dosa duniawi; (7) kutuk: symbol daya pesona; (8) kandil:
symbol terang bagi rakyat; dan (9) saput (tempat segala macam alat): symbol
kesiap-siagaan. Kesembilan warna pakaian abdi dalem manggung bermakna
kesembilan cahaya yang dapat dilihat orang dalam saat samadi. Candrasangkala berdirinya Gedhong Prabasuyasa, tempat
pusaka-pusaka Kraton, yang berbunyi: “warna
sanga rasa tunggal” (1694 tahun Jawa) kiranya mendukung penjelasan
termaksud. (Daliman, 2001:18)
Tempat pengadilan dilaksanakan di Bangsal Agung dan di Balemangu. Bangsal Agung sering disebut juga Pagelaran Bangsal Agung. Letaknya di Selatan alun-alun membujur ke
Selatan, dan berada di sebelah Timur dan Barat Tratag Rambat, keduanya sama
besar. Fungsinya pada waktu dahulu ialah untuk menggelar pengadilan kerajaan.
Pengadilan hukum agama mengenai warisan dilaksanakan di Balemangu. Bangsal ini
letaknya mengapit regol mesjid. (Daliman, 2001:19)
Demikianlah secara
singkat pengungkapan beberapa makna simbolik bangunan Kraton. Sekalipun tidak
menyeluruh, diharapkan cakupan makna metafisisnya telah mampu menggambarkan
bagaimana raja dan rakyat bersatu mewujudkan manunggaling kawula (rakyat) lan
Gusti (raja) menghayati dan melaksanakan tugas pengabdian kepada kerajaan
(Negara) dengan mendasarkan diri pada konsep sangkan paraning dumadi (asal dan
tujuan makhluk manusia, ialah Tuhan YME, Allah SWT). Raja dengan kebijaksanaan
(kawicaksanaan dan kawaskithan)-nya
yang jauh ke depan memberikan arah, teladan, serta bimbingannya, sedang rakyat
dengan ikhlas mengabdikan seluruh pribadinya bagi kebesaran serta kejayaan
Negara dan bangsa.
GOOGLE search
Custom Search