BAB III GENETIKA MOLEKULAR
3.1 Gen
Istilah gen diciptakan oleh W. Johannsen pada tahun 1909. gen adalah unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu. Gen terdiri dari DNA yang diselebungi dan diikat oleh protein. Secara kimia dapat disebutbahwa unit informasi genetika adalah gen.
3.1.1 letak dan symbol gen
Letak suatu gen pada kromosom disebut lokus. Lokus pada kromosom dianalogikan seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang. Oleh karena lokus gen terdapat pada tiap kromosom, sedangkan kromosom sel diploid selalu berpasangan (mempunyai kromosom homolog),maka setiap sel diploid mempunyai dua lokus lokus untuk setiap karakter sifat herediternya.
Letak gen yang terdapat pada suatu kromosom disimbolkan dengan garis-garis pendek horisontal yang melewati garis panjang vertical. Garis panjang vertical merupakan symbol untuk kromosom. Oleh karena letak gen linier, maka garis-garis pendek tersebut juga digambarkan berjejer linier.
(a) (b)
Gambar 3.1 (a) kromosom homolog dan (b) letak gen pada kromosom (penyederhanaan symbol genetika)
Simbol gen untuk setiap garis pendek mengunakan huruf latin kecil atu besar. Simbol gen yang menunjukkan karekter resesif biasanya ditulis dengan huruf kecil. Sebaliknya, symbol gen yang menunjukkan karakter dominant ditulis dengan huruf besar. Misalnya karakter cebol atau dwarf yang resesif dimbolkan dengan huruf d. sedangkan karakter tidak cebol atau normal yang dominant disimbolkan dengan huruf D. Pasangan yang dapat terjadi dari symbol gen tersebut adalah DD, Dd, dan dd.
3.2 Alel
Konsep mengenai gen berkaitan dengan alel. Istilah alel dipernalkan oleh W. bateson dan E. R. sounders pada tahun 1902. Alel berasal dari kata latin al lelon yang berarti bentuk lain. Alel disebut juga sebagai versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi pada pewarisan suatu sifat. Misalnya gen A berperan untuk menumbuhkan karakter pigmentasi kulit secara normal. Karena suatu hal, gen A mengalami mutasi sehingga tidak mampu menimbulkan pigmentasi kulit secara normal (agen A termutasi menjadi a). Gen a menimbulkan karakter karakter albinisme (tidak terbentuk melanin = albino). Gen a menimbulkan karakter resesif, yang berarti ekspresi gen a ditutupi (tidak mempunyai efek yang jelas pada penampakan organisme) bila bersama-sama dengan gen A. sebaliknya, gen A (dapat membentuk melamin) disebut dominant terhadap gen a karena gen A diekspresikan sepenuhnya pada penampakan fisik organisme.
3.1 Gen
Istilah gen diciptakan oleh W. Johannsen pada tahun 1909. gen adalah unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu. Gen terdiri dari DNA yang diselebungi dan diikat oleh protein. Secara kimia dapat disebutbahwa unit informasi genetika adalah gen.
3.1.1 letak dan symbol gen
Letak suatu gen pada kromosom disebut lokus. Lokus pada kromosom dianalogikan seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang. Oleh karena lokus gen terdapat pada tiap kromosom, sedangkan kromosom sel diploid selalu berpasangan (mempunyai kromosom homolog),maka setiap sel diploid mempunyai dua lokus lokus untuk setiap karakter sifat herediternya.
Letak gen yang terdapat pada suatu kromosom disimbolkan dengan garis-garis pendek horisontal yang melewati garis panjang vertical. Garis panjang vertical merupakan symbol untuk kromosom. Oleh karena letak gen linier, maka garis-garis pendek tersebut juga digambarkan berjejer linier.
(a) (b)
Gambar 3.1 (a) kromosom homolog dan (b) letak gen pada kromosom (penyederhanaan symbol genetika)
Simbol gen untuk setiap garis pendek mengunakan huruf latin kecil atu besar. Simbol gen yang menunjukkan karekter resesif biasanya ditulis dengan huruf kecil. Sebaliknya, symbol gen yang menunjukkan karakter dominant ditulis dengan huruf besar. Misalnya karakter cebol atau dwarf yang resesif dimbolkan dengan huruf d. sedangkan karakter tidak cebol atau normal yang dominant disimbolkan dengan huruf D. Pasangan yang dapat terjadi dari symbol gen tersebut adalah DD, Dd, dan dd.
3.2 Alel
Konsep mengenai gen berkaitan dengan alel. Istilah alel dipernalkan oleh W. bateson dan E. R. sounders pada tahun 1902. Alel berasal dari kata latin al lelon yang berarti bentuk lain. Alel disebut juga sebagai versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi pada pewarisan suatu sifat. Misalnya gen A berperan untuk menumbuhkan karakter pigmentasi kulit secara normal. Karena suatu hal, gen A mengalami mutasi sehingga tidak mampu menimbulkan pigmentasi kulit secara normal (agen A termutasi menjadi a). Gen a menimbulkan karakter karakter albinisme (tidak terbentuk melanin = albino). Gen a menimbulkan karakter resesif, yang berarti ekspresi gen a ditutupi (tidak mempunyai efek yang jelas pada penampakan organisme) bila bersama-sama dengan gen A. sebaliknya, gen A (dapat membentuk melamin) disebut dominant terhadap gen a karena gen A diekspresikan sepenuhnya pada penampakan fisik organisme.