BAB II KROMOSOM
2.1 Sejarah penemuan kromosom
Di dalam nukleus kebanyakan makhluk terdapat benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat-zat yang mudah mengikat zat warna. Benda-benda itu dinamakan kromosom dan zat mudah mengikat zat disebut kematian. Flemming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya benda-benda tersebut di dalam sel. Ahli yang mula-mula mempunyai dugaan bahwa bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan ialah Roux (1883). Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa banyaknya benda itu di dalam nukleus dari makhluk yang berbeda adalah berlainan dan jumlahnya untuk tiap makhluk hidup adalah konstan selama makhluk itu hidup. Benda-benda tersebut untuk pertama kali diberinama kromosom (latin ; krom = warna ; soma = tubuh) oleh Woldeyer (1888). Morgon (1933) menemukan fungsi dari kromosom dalam pemindahan sifat-sifat genetic. Beberapa ahli lainnya seperti Heitz (1935), Kuwada (1939) Gritter (1940) dan Kaufmann (1948) kemudian menyusul membrei keterangan lebih banyak tentang morfologi kromosom
Oleh karena jumlah kromosom yang dimiliki tiap spesies tertentu adalah tetap, maka hal ini mempunyai arti penting dalam mengenal filogeni dan taksonomi dari suatu spesies. Sel kelamin (gamet) mempunyai separuh dari jumlah kromosom didalam sel somatis (sel tubuh). Karena itu dikatakanh bersifat haploid (n kromosom). Satu set kromosom haploid dinamakan genom. Sel sematis dari kebanyakan makhluk memiliki dua genom, karena itu kebanyakan makhluk dikatakan bersifat diploid (2n kromosom). Terjadinya sel somatic yang diploid ini karena hasil bersatunya gamet jantan dan betina yang masing-masing haploid pada saat reproduksi seksual.
2.2 Morfologi Kromosom
2.2.1 Ukuran dan Bentuk Kromosom
Kromosom akan lebih mudah dapat dilihat apabila digunakan teknik pewarnaan yang khusus selama nukleus membelah. Ini disebabkan karena pada saat itu kromosom mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih tebal, lagi pula dapat menghisap zat warna lebih baik dari pada kromosom yang terdapat di dalam inti istirahat.
Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2 – 50 m, diameternya antara 0,2 – 20 m. Misalnya kromosom manusia mempunyai panjang 6m