Kamis, 23 April 2015

Alasan 23 April Dijadikan Hari Buku Dunia

Via thegospelcoalition.org
UNESCO telah menetapkan tanggal 23 April sebagai "Hari Buku Dunia" atau dikenal juga sebagai peringatan Hari Buku Internasional. Hak cipta merupakan masalah besar dalam dunia buku dan menulis. Oleh karena itu, di banyak negara di dunia, hari ini juga dikenal sebagai "Hari buku dan Hak Cipta”. Tujuan utama ditetapkan tanggal 23 April sebagai hari buku adalah untuk menanamkan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat, terutama pemuda. Selain itu juga untuk menyoroti berbagai isu mengenai penulis, penerbit, perlindungan kekayaan intelektual melalui hak cipta dan hal terkait lainnya. Oleh karena itu, UNESCO merencanakan pembahasan topik dan isu  yang berbeda untuk setiap tahunnya terkait hal-hal tersebut. Saat ini sudah lebih dari 100 negara di dunia memperingati Hari Buku Dunia. Sebagian besar negara ikut menyepakati tanggal 23 April sebagai Hari Buku Dunia. Hanya beberapa negara yang memperingati hari buku pada tanggal dan bulan yang berbeda. Diantaranya, Inggris dan Irlandia yang memperingati Hari Buku pada hari kamis pertama di bulan Maret setiap tahunnya.



Hari buku dirayakan pertama kalinya secara resmi pada tanggal 23 April 1995. Pada Tahun tersebut, UNESCO memutuskan bahwa mulai tanggal 23 April, Hari Buku dan Hak Cipta harus dirayakan. Asal mula ditetapkannya tanggal 23 April sebagai hari buku merujuk pada kegiatan tradisi di Catalonia, Spanyol. Di kota itu, 23 April selalu diperingati sebagai hari bunga atau “The Rose Day”. Pada tanggal tersebut, orang-orang saling bertukar mawar untuk menunjukan cinta dan dukungan mereka kepada orang lain, seperti hari Valentine. Namun, sejak tahun 1926 ketika  penulis Miguel de Cervantes meninggal pada tanggal 23 April, orang-orang tidak lagi saling menukar mawar tetapi saling bertukar buku dalam rangka memperingati kematian penulis besar tersebut  . Selain itu, ada penulis terkenal lainnya yang meninggal dan atau lahir pada tanggal 23 April. Diantaranya William Shakespeare, Inca Garcilaso de laVega, Maurice Druon, Josep Pla dan Halldor Laxness. Saat ini, setiap tanggal 23 April sudah mulai banyak sekolah-sekolah, perusahaan swasta, LSM, dan berbagai kelompok lainnya di seluruh dunia telah berpartisipasi memperingati Hari Buku Dunia dengan menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan sebagai bentuk penghargaan kepada buku dan penulisnya.



Via thegospelcoalition.org
Hari Buku Dunia juga merupakan kesempatan untuk memahami bahwa kekuatan buku dapat mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Dalam Konteks ini, tugas kita adalah mempromosikan buku, pena, komputer dan segala jenis dan bentuk membaca dan menulis untuk melawan buta huruf, dan kemiskinan, serta membangun masyarakat yang sejahtera secara berkelanjutan.
 Irina Bokova selaku Director-General of UNESCO mengatakan bahwa UNESCO memimpin perang melawan buta huruf. Buku dalam segala bentuk merupakan pintu dari pengetahuan yang penting bagi pemberdayaan dan perwujudan jatidiri individu.   Untuk itu, UNESCO berusaha untuk mempromosikan membaca dikalangan anak muda dan kelompok yang terpinggirkan. Selain itu, UNESCO juga mengajak seluruh masyarakat internasional untuk bergabung dan bersama-sama merayakan buku sebagaiperwujudan kreativitas, keinginan untuk berbagi ide dan pengetahuan, menginspirasi pemahaman, serta dialog dan toleransi.

GOOGLE search
Custom Search

SHARE IT    Bagikan Artikel ini melalui:

Google search

Custom Search