Minggu, 19 April 2015

Thomas Hobbes

Thomas Hobbes
Hobbes dilahirkan pada tahun 1588 di Inggris. Ia adalah seorang anak pendeta. Ketika berumur 22 tahun ia mulai memberikan pendidikan pada seorang bangsawan. Pekerjaan ini membuatnya merantau ke beberapa negeri di Eropa Barat. Dalam masa ini pula ia berkenalan dengan tokoh-tokoh ilmu pasti dan alam. Ia pernah mengalami masa genting di Inggris yang digelimangi oleh perang saudara, kecemasan dan ketakutan, serta kepentingan-kepentingan pribadi yang menonjol walupun ia sendiri tidak secara langsung bersentuhan dalam permasalahan tersebut tetapi berbuah pada tulisan-tulisan serta peikiran-pemikirannya tentang masyarakat dan negara. Ia meninggal pada tahun 1669.

            Sebuah tulisan yang membuatnya terkenal adalah Leviathan atau Commonwealth. Bukunya ini menunjukan dengan nyata kedua pengaruh tersebut. Menurutnya, manusia dan pergaulan hidup adalah sebuah mekanisme. Manusia pada dasarnya dipenuhi rasa takut dan hanya bertindak berdasar kepentingan diri.
Hobbes juga berpendapat bahwa nilai itu bersifat subyektif. Ia beranggapan bahwa telah menjadi kodrat manusia untuk berselisih dan bertengkar sesamanya. Tetapi di balik pertentangan itu manusia mempunyai keinginan untuk hidup damai dan rukun. Karena itu diperlukan kekuasaan yang diakui bersama, yang semua pihak kemudian akan tunduk padanya. Hanya saja keinginan individu untuk berkuasa tidak ada hentinya. Akibatnya hal tersebut akan berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Hobbes, kehidupan dalam keadaan alaminya (state of nature) adalah suatu keadaan yang di dalamnya kodrat dan tabiat manusia menghendaki tidak adanya hambatan dan restriksi apapun. Keadaan seperti itu menggambarkan permusuhan sengit antar manusia untuk berkuasa dan mempertahankan kebebasannya. Segalanya akan lebih efektif apabila seseorang dapat menguasai yang lain. Homo homini lupus adalah ungkapan yang sering dirujuk untuk menggambarkan kondisi semacam itu. Manusia menjadi serigala bagi manusia yang lain.
            Terkait dengan kondisi seperti ini, pemikiran Hobbes yang penting adalah mengenai social contract. Kontrak sosial mengandaikankan manusia-manusia menyerahkan segenap kekuatan dan kekuasaannya masing-masing kepada seseorang atau pada suatu majelis. Sekumpulan orang yang berjanji itu pun menjadi satu dan ini bernama Commonwealth atau Civitas. Pihak yang memperoleh kekuasaan itu mewakili mereka yang telah berjanji.
Menurut Hobbes, isi perjanjian bersama itu mengandung dua segi: pertama, perjanjian antara sesama sekutu, sehingga tercipta sebuah persekutuan, dan kedua, perjanjian meneyerahkan hak dan kekuasaan masing-masing kepada seseorang atau majelis secara mutlak. Menurutnya, penguasa dapat mempergunakan segala cara termasuk kekerasan untuk menjaga ketentraman yang dikehendaki di awal. Walaupun Hobbes mengatakan bahwa penguasa dapat berupa majelis, tetapi ia lebih suka melihatnya berada di tangan satu orang karena seseorang akan dapat berpegang terus pada satu kebijakan dan tidak berubah-ubah karena banyaknya pemikiran seperti dalam majelis. Walaupun menurutnya kekuasan bersifat mutlak, tetapi ada beberapa hal yang membolehkan rakyat untuk menentangnya.


GOOGLE search
Custom Search

Google search

Custom Search