Minggu, 19 April 2015

Aristoteles (Pemikiran filsuf sosial besar)

. Aristoteles
               Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan "pengetahuan praktis". Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.
               Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. 

            Hubungan Aristoteles dengan Alexander pada akhirnya memburuk karena penolakannya terhadap cara kediktatoran Alexander. Tatkala Alexander meninggal tahun 323 SM, golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena. Aristoteles didakwa suatu perkara dan kemudian melarikan diri dan meninggal di pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur 62 tahun.
            Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh mendalam. Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium, mempelajari dan mengagumi karyanya. Buah pikirannya juga banyak mempengaruhi filosof Islam. Berabad-abad lamanya tulisan-tulisan Aristoteles mendominasi cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), filosof Arab terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalisme Aristoteles. Maimomides, pemikir terkemuka Yahudi abad tengah, berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Hasil kerja yang gemilang juga tampak pada Summa Theologia Thomas Aquinas.

            Beberapa ide Aristoteles ada yang menimbulkan reaksi cukup keras diukur dengan kacamata kekinian. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dia percaya kerendahan martabat wanita dibandingkan laki-laki. Kedua ide ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari cerminan pandangan yang berlaku pada jaman itu. Buah pikiran Aristoteles yang juga mencengangkan masyarakat modern antara lain adalah pendapatnya yang mengatakan bahwa kemiskinan adalah bapak dari revolusi dan kejahatan. Dia juga berpendapat bahwa barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya. 
GOOGLE search
Custom Search

Google search

Custom Search