TATAP MUKA DENGAN GANDHI
Judul Buku : Intisari
Ajaran Mahatma Gandhi : Spiritualitas, Sosio Politik, dan
Cinta Universal
Pengarang : John Dear
Diterjemahkan
dari : Mohandas
Gandhi : Essential Writing, Orbis Books, Maryknoll, 2002
Penerjemah : Siti
Farida
Penerbit : Nusamedia,
Bandung
Tahun Terbit : 2007
Tebal : 341
halaman
Harga : Rp 37.500,00
“Apa yang ingin
kucapai, apa yang ingin kuperjuangkan, dan apa yang sangat kudambakan untuk
bisa kuraih selama 30 tahun ini, adalah kesadaran diri, menjumpai Tuhan secara
face to face, dan menggapai pembebasan menuju keselamatan melalui mokhsa.”
- GANDHI -
Mohandas Karamchand Gandhi ( Mahatma
Gandhi ) merupakan salah satu tokoh besar dunia yang dilahirkan dari pasangan
Karamchand Gandhi dan Putlibai di
Porbandar , India
pada tanggal 2 Oktober 1869. Gandhi pernah menuntut ilmu di bidang hukum dan
sempat memperoleh izin sebagai pengacara. Saat Gandhi melakukan perjalanan ke Durban , Afrika Selatan,
dia dilempar keluar dari sebuah kereta api karena dia menolak untuk pindah ke
gerbong kelas tiga yang diperuntukkan bagi orang kulit berwarna. Sejak saat itu
Gandhi memutuskan untuk mengerahkan segenap daya dan kekuatannya demi berjuang
melawan paham dan praktek rasisme serta menegakkan keadilan bagi seluruh umat
manusia.
Berbagai kegiatan Gandhi lakukan
semasa hidupnya. Mendirikan surat kabar Indian
Opinion, Phoenix Farm ( Perkampungan Phoenix ) sebagai ashram[1]
pertamanya, Tolstoy Farm (
Perkampungan Tolstoy ) sebagai ashram keduanya, berbagai macam pidato yang
membangkitkan semangat para pendengarnya, atau pun keluar masuk penjara demi
membela kebenaran dan perdamaian. Hal-hal tersebut dapat membuktikan Gandhi
sebagai seorang Mahatma ( Jiwa yang Agung ).
Ketika Mahatma Gandhi dibunuh pada 30
Januari 1948, masyarakat dunia menghormatinya sebagai salah seorang pemimpin
spiritual terbesar. Penghormatan ini tidak hanya diberikan pada masa hidupnya,
tetapi di sepanjang zaman. Gandhi dapat disejajarkan dengan Buddha, Muhammad,
dan Yesus.
Warisan peninggalan Gandhi terdiri
dari berbagai gagasan yang sangat brilian. Diantaranya adalah gerakan untuk
memerangi rasisme yang terlembagakan dalam struktur masyarakat negara ( sebagai
contohnya di Afrika Selatan ), gerakan kemerdekaan di India, dan sebuah jalan
untuk meretas dialog antaragama atau kaum beriman. Lebih dari itu, Gandhi telah
menerapkan prinsip nir-kekerasan sebagai sarana dan metode yang sangat efektif
untuk mewujudkan perubahan sosial yang positif. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah, gagasan tersebut
mendapat penerimaan dan penghormatan yang sangat luas, melintasi batas-batas
negara dan bahkan mendunia.
Prinsip nir-kekerasan yang digagas Gandhi sama
sekali bukan sekedar strategi politik. Tetapi, lebih mendasar dari itu adalah
bahwa nir-kekerasan merupakan satu pemikiran yang berakar, tumbuh, dan berpijak
dalam spiritualitas. Keutamaan inilah yang membuat sosok Gandhi begitu
mengguncangkan panggung politik India ,
hingga panggung dunia.
Gandhi adalah sosok manusia yang
senantiasa tenggelam dalam pengembaraan untuk mencari dan berjumpa dengan
Tuhan. Lebih dari 50 tahun dalam hidupnya, dia terus mengejar kebenaran. Dia
menyatakan bahwa jalan terbaik untuk menemukan kebenaran adalah melakukan
praktek secara aktif atas keyakinan yang berakar pada prinsip nir-kekerasan.
Pesannya tentang nir-kekerasan
sebagai jalan perdamaian, keadilan dan Tuhan merupakan kontribusi terbesar yang
telah diberikan Gandhi kepada kemanusiaan. Gandhi sangat serius ketika
menghayati perintah-perintah suci ajaran Injil bahwa “Kamu tidak boleh
membunuh” dan “Cintailah musuh-musuhmu”. Dia memandang bahwa ajaran ini paralel
dengan tradisi Hindu tentang ahimsa (
tidak boleh membunuh ), dan Gandhi menerapkan penolakan kekerasan terhadap hati
dan hidupnya, pada Afrika Selatan ,
India , dan
dunia. Tetapi, Gandhi mempunyai pemikiran bahwa nir-kekerasan bukanlah sekedar
penolakan untuk membunuh. Nir-kekerasan adalah sebuah aksi atau tindakan cinta
kasih dan kebenaran sebagai kekuatan yang positif untuk mewujudkan perubahan
sosial.
Kontribusi Gandhi terhadap
spiritualitas modern tidak terbatas pada dampak atas gerakan sosial yang
mendunia melalui politik yang mengedepankan strategi nir-kekerasan secara aktif
dan gerakan satyagraha. Tetapi, lebih
dari itu adalah pengaruh transformatif atas agama itu sendiri.
Gandhi menekankan kepada kita semua
untuk melepaskan hasrat meraih ketenaran, kekayaan, kekuasaan, dan ego. Demi
mencapai kesemuanya itu, kita harus berjalan bersama kaum miskin,
menyederhanakan kehidupan kita, berdoa kepada Tuhan setiap hari, menerapkan
nir-kekerasan di setiap ranah kehidupan, dan berjuang secara lantang demi
pelucutan senjata nuklir; menentang peperangan, kemiskinan, rasisme, kelaparan,
penerapan hukuman mati, praktek aborsi, sanksi-sanksi terhadap Irak, fanatisme
beragama, eksploitasi kepada binatang, dan kekerasan dalam berbagai bentuknya.
Seruan-seruan Gandhi kepada umat manusia tidak lain mengajarkan tentang transformasi
total atas seluruh kehidupan dan dunia kita.
Buku ini menceritakan tentang sosok
tokoh besar di dunia yaitu Mahatma Gandhi. Segala karya, ajaran, dan perannya
begitu bermakna dan berpengaruh bagi dunia. Buku ini juga menceritakan secara
lengkap kronologi kehidupan Mahatma Gandhi, Mahatma Gandhi sebagai nabi
nir-kekerasan, tulisan-tulisan autobiografisnya, pengembaraannya untuk
menemukan Tuhan dan kebenaran, jalan-jalan nir-kekerasan, disiplin menjalankan
doa dan puasa, tanggapannya mengenai pelucutan senjata nuklir, serta bagaimana
hidup dalam perlawanan yang teguh.
Ajaran dan pemikiran Mahatma Gandhi
berakar pada spiritualitas yang mendalam. Perjuangan untuk perdamaian dan
keadilan sosial pada akhirnya bermuara pada pencarian terhadap Tuhan dan Kebenaran.
Tulisan-tulisan dalam buku ini merupakan intisari dari ajaran Mahatma Gandhi.
Pengarang buku ini yaitu John Dear,
adalah seorang Pendeta Jesuit, aktivis perdamaian, dan penulis buku-buku
tentang perdamaian dan keadilan. Karya-karyanya yang telah terbit antara lain: Jesus the Rebel, Living Peace, Mary of Nazareth ,
Propeth of Peace, The Questions of Jesus, dan yang terbaru You Will Be My Witnesses. Pernah
bertugas sebagai executive director di Fellowship
of Reconciliation, organisasi perdamaian terbesar AS yang anggotanya
terdiri dari berbagai kalangan lintas iman dan agama.
Buku yang sangat mengandung makna
filosofis ini penting untuk dibaca oleh masyarakat umum karena isi buku ini
mengajarkan kita untuk menelaah sisi kehidupan Gandhi yang menerapkan prinsip
antikekerasan dan berjuang meraih kebenaran walaupun berada di saat genting.
Selain itu, tokoh Gandhi dapat menjadi panutan masyarakat yang cinta akan
kedamaian.
Tentu ada kelebihan dari buku ini
yaitu sangat membahas lebih dalam tokoh Mahatma Gandhi baik dari kronologi
kehidupan sampai pada ajaran-ajarannya. Bahasa yang digunakan dalam buku ini
merupakan bahasa Indonesia yang sifatnya mengalir dan sedikit sekali
menggunakan kosakata yang sukar dimengerti sehingga dapat lebih mudah dipahami.
Sebuah buku tak luput dari
kekurangan, dalam buku ini ajaran Mahatma Gandhi yang terlalu dibahas secara
mendalam adalah prinsip nir-kekerasannya sedangkan ajarannya yang lain kurang
dibahas secara lebih lanjut. Selain itu, ada kata-kata yang salah penulisan walaupun
sedikit.
[1] Semacam komunitas atau padepokan yang di dalamnya menerapkan sistem
kehidupan komunal. Aktivitas-aktivitasnya meliputi ritual doa, pusat pelatihan
dan pembelajaran agama, dan kegiatan-kegiatan religius lainnya.
Custom Search